Friday, June 26, 2009

Periode 2 baru saja dimulai


Keciak..keciak…keciak…bunyi itu kembali hadir di kandang AMAS. Anak ayam yang lari kesana kemari, banyak juga yang bergerombol di tiap pojokan saling berhimpit-himpitan, suasana seperti ini kembali terilhat di kandang AMAS. Yah periode kedua AMAS Farm baru saja dimulai. DOC masuk tanggal 23 Juni kemarin, dengan jumlah 3000 ekor.

DOC diorder dari Cibadak Indah Sari Farm (CISF), tapi bukan yang Super Jumbo nya, ini level dibawah grade Super Jumbo. Dipasaran sih untuk grade ini dikenal dengan jenis BM, kami nggak tahu kepanjangan dari apa BM itu. Grade DOC sendiri berdasarkan informasi yang kami peroleh dari supplier DOC nya maupun PS langganan kami ada 4, yaitu :

1. Super
2. BM
3. Polos
4. Limbah

Urutan diatas berdasarkan kualitas, tentu saja semakin baik kualitasnya semakin mahal. Untuk DOC yang kami order untuk periode kedua ini grade BM harganya Rp. 3.550,- / ekor. Jadi hitung sendiri berapa biaya untuk beli 3000 ekor. Sementara itu untuk level paling atas kelas Super berdasarkan informasi langsung dari CISF harganya Rp. 3.950,-/ekor.

Tadinya kami mau order yang kelas Polos aja karena harganya relative murah yaitu berkisar Rp. 2.500 – Rp. 2.600 / ekor, hanya saja stocknya tidak ada, paling besar stocknya sebanyak 1300 ekor, sementara kami butuh 3000 ekor. Akhirnya dengan bismillah kami beranikan aja order 3000 ekor untuk kelas BM, yang stocknya berlimpah. Walaupun sampai saat ini masih ada perasaan khawatir, takut-takut pas panen ternyata itung-itungannya rugi karena biaya produksi membengkak dengan pembelian DOC yang lebih mahal, mudah-mudahan tidak terjadi, amien.

Sekarang control suhu benar-benar diperhatikan, kami baru saja membeli thermo hygro untuk memantau suhu agar terjaga stabil. Thermohygro kami beli di Harco Glodok lantai 3, gambarnya seperti dibawah ini.
Di Harco Glodko lantai 3 banyak toko yang memang mengkhususkan diri menjual alat-alat kesehatan dan laboratorium.

Suhu siang hari di kandang paling tinggi ternyata bisa sampai 34C, sementara malam sampai pagi mencapai 28C. Makanya kemarin kami tambahkan 1 drum pembakar lagi untuk menghangatkan kandang dimalam hari, sementara kalau siang tirai-tirai dibuka, untuk mendinginkan kandang.

Selain suhu, ventilasi kandang juga diperbaiki, sepanjang kandang bagian atas selebar 50cm bilah bambunya yang vertical dibuka dan diganti dengan bilah bamboo horizontal. Dengan bentuk seperti ini, udara bias lebih leluasa keluar masuk. Bagian bawah juga kami lebarkan lubang-lubang bilah bambunya.

Ya mudah-mudahan saja dengan ikhtiar kami diatas bisa memperbaiki performance hasil periode kedua ini, amien.

Tuesday, June 23, 2009

Ibu Dirop

Selain ibu saya, saat ini ada wanita yang sangat berjasa dikehidupan saya. Dia adalah istri saya. Segitu banyak kerjaan yang sekarang digeluti, selain mengurus saya dan anak, yang kerjaannya sangat bejibun. Beliau juga diminta oleh Bu Kades Gunung Sindur selaku ketua tim penggerak PKK wilayah Desa Gunung Sindur untuk membantunya dalam program pengentasan buta huruf ibu-ibu di Gunung Sindur.

Saat ini kerjaannya bertambah satu lagi, menjadi Dirop AMAS FARM, Dirop adalah kapanjangan Direktur Operasional. Namanya Dirop, pasti kerjaannya adalah mengontrol, mengurus kegiatan operasional di kandang sehari-hari. Mulai dari Chick in sampai ayam panen, beliau yang urus dan atur. Padahal back groundnya sama sekali nggak ada hubungannya dengan ternak, unggas, beliau punya S1 Pendidikan Agama Islam lulusan ISID Gontor. Tapi katanya bertekad pengen serius di Broiler dan pengen tahu ilmu dan nimba pengalaman disini.
Kalau pengen tahu dan kenal lebih jauh ini dia fotonya.



Itu foto diambil diatas cukang awi, alias jembatan bambu penghubung keluar masuk ke kawasan kandang AMAS FARM. Dibawahnya mengalir sungai Cihowe, bermuara di sungai cisadane. Biasanya kalau sore-sore banyak anak-anak yang mandi dan main loncat-loncatan dari jembatan ini.


Kalau yang diatas, diambil pas lagi ngawasin operator kandang maksin. Ngawasinnya nggak serius, banyak ketawanya, itu aja lagi ketawa.

Oke deh, segitu dulu sekilas mengenai ibu Dirop, mudah-mudahan ibu Dirop tambah rajin dan semakin menguasai ilmu per broileran yah, biar usahanya tambah maju dan segala mimpinya tercapai di dunia dan akhirat, amien.

Monday, June 15, 2009

Performance Period 1

Alhamdulillah, periode 1 broiler AMAS Farm baru saja selesai, ayam dipanen terakhir hari jumat kemarin tanggal 12 June 2009. Walaupun selama proses pemeliharaan sangat mengakhawatirkan, karena kematian yang sangat tinggi sampai 13%, ternyata Allah masih memberikan keuntungan yang tidak sedikit. Mudah-mudahan periode berikutnya keuntungan bisa melebihi periode starter ini. Namanya juga starter, masih banyak trial dan error.
Kami masih banyak belajar dan hasil ini menjadi bahan evaluasi manajemen secara keseluruhan, baik manajemen kandang, litter, bio security, program kesehatan dan manajemen pemelihraan.

Dibawah ini data performance periode 1 AMAS FARM :




Sekarang kandang sedang dikosongkan, dan di desinfektan untuk membunuh semua bakteri yang kemungkinan masih ada sisa periode 1. Selain itu ada sedikit renovasi yang kami lakukan, yaitu menambah beberapa ventilasi kandang dibagian atas. Karena komentar semua orang yang masuk kandang, katanya kandang kami kepanasan dan bau. Oleh karena itu kami coba membuka beberapa bilah bambunya, dengan harapan udara segar bisa lebih banyak dan cepat keluar masuk kandang. Ke depannya kalau tetap masih jelek kondisi kandang, insya Allah akan menambah beberapa ceilling fan dan exhaust fan untuk mengatur keluar masuk udara kandang yang bau dengan udara segar dari luar kandang.

Thursday, June 11, 2009

Cara Praktis Menghasilkan Broiler Bobot Seragam

Tujuan memelihara broiler adalah mendapatkan produktivitas yang tinggi serta menghasilkan berat badan yang dikehendaki pasar. Untuk mencapainya, seorang peternak harus berupaya agar broiler yang dipelihara sebagian besar mempunyai berat badan yang ideal pada umur pasar. Dengan demikian perlu diciptakan broiler yang mempunyai berat badan yang seragam.

Sebagai contoh, kerugian yang akan dialami oleh peternak jika berat badan broiler sangat bervariasi antara lain adalah produksi broiler setiap kandangnya menjadi berkurang, sementara biaya produksinya tetap. Hal ini tentu saja akan memperkecil keuntungan yang diperolehnya. Bervariasinya berat badan ini akan menghasilkan bervariasinya berat karkas atau daging yang diproduksi. Selain itu, konsumen cukup selektif dalam memilih karkas broiler. Mereka menyukai broiler/karkas broiler dengan berat tertentu. Oleh karena itu, bervariasinya berat badan akan berakibat tertundanya pemasaran yang berarti meningkatnya biaya produksi, atau lebih celakanya terpaksa dijual dengan murah.

Dibawah ini diberikan petunjuk praktis cara-cara membuat broiler seragam.

Memelihara betina atau jantan saja
Secara umum berat badan broiler jantan dan betina berbeda. Oleh karena itu, memelihara broiler secara terpisah sangat dianjurkan untuk menciptakan keseragaman. Namun, hal ini tampaknya sulit dilaksanakan mengingat industri bibit saat ini menjualnya secara mixed.

Membeli DOC yang seragam
Jika memungkinkan, peternak hendaknya membeli DOC yang berat badannya seragam. Hal ini tentu saja memerlukan kerja sama dengan industri bibit, dimana industri bibit selalu menyediakan bibit yang relatif seragam.
DOC segera diberi minum

Setelah perjalanan jauh yang ditempuh DOC, maka segera setelah sampai dikandang, DOC diberi air minum elektrolit dan energi. Pemberian air minum dilakukan untuk mencegah kehilangan air tubuh, sehingga kehilangan berat badan dapat dicegah. Pemberian energi, elektrolit dan vitamin juga dilakukan untuk mengganti elektrolit yang hilang, sedangkan energi yang diberikan sebagai sumber tenaga. Jika hal ini dilakukan, maka kehilangan berat badan dapat dicegah dan DOC mempunyai kesehatan yang optimal. Untuk memungkinkan semua DOC minum, maka segera setelah tiba, setiap DOC dituntun untuk minum, dan tambahkan jumlah air minum normal sebesar 50-100% selama 4-5 jam. Pakan dapat diberikan setelah periode ini.
Jika DOC terlambat minum air dalam waktu beberapa hari dapat terlihat Ketidakseragaman.

Jumlah tempat pakan dan minum
Jumlah tempat pakan dan tempat air minum yang terlalu sedikit akan membuat ternak tidak mendapat makan dan minum secara merata. Ketidakmerataan ini dapat menyebabkan ketidakseragaman berat pasar. Hal ini tentu saja dapat menurunkan produksi ayam per kandangnya, yang berakibat langsung menurunkan keuntungan yang diperoleh peternak.
Biasanya peternak memberi tempat pakan sebanyak 20 buah untuk 1000 ekor. Hal ini tentunya untuk 1 tempat pakan diperuntukkan bagi 50 ekor ayam dewasa. Padahal kapasitas satu tempat pakan hanya berkisar antara 12-17 ekor. Oleh karena itu tidak mengherankan jika terjadi variasi berat badan yang sangat lebar, yang artinya rendahnya keseragaman. Demikian pula kebutuhan tempat air minum, dapat menyebabkan ayam tidak minum secara serempak. Oleh karena itu untuk 1000 ekor ayam dewasa, membutuhkan 60 buah tempat minum.

Pakan/ransum
Pakan yang dicampur secara tidak merata dapat menyebabkan ketidakseragaman berat pasar ayam. Hal ini dikarenakan ayam tidak menerima zat gizi yang merata. Dengan kata lain, mungkin terdapat ayam yang menderita zat gizi yang berlebihan dan adapula yang kekurangan. Bentuk butiran yang terlalu besar dengan bahan pakan lainnya, karena ayam cenderung memilih butiran yang besar.
Untuk menghindari hal ini, maka pakan-pakan dibuat pelet. Dengan pelet ayam mau tidak mau akan memakan pakan tersebut tanpa bisa memilih.

Suhu kandang
Telah diketahui suhu bahwa suhu lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan ayam. Pada saat anak ayam masih memerlukan panas tambahan, maka seyogyanya ayam mendapat panas tambahan yang merata. Untuk itu, indukan harus diberikan cukup. Sebagai contoh anak ayam mendapat panas berlebihan, akan dapat menurunkan nafsu makan yang berarti anak ayam kurang mendapat gizi yang cukup. Suhu yang terlalu panas akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh. Demikian pula jika anak ayam kurang nyaman, dapat mengganggu proses metabolisme yang dapat menimbulkan abnormalitas.
Demikian pula jika salah letak posisi kandang, misalnya sebagian kandang yang lain terlindung dengan sinar matahari, hal ini tentunya menyebabkan perbedaan suhu dan kelembaban kurang. Hal ini menyebabkan ketidakseragaman berat badan.

Kepadatan kandang
Kepadatan kandang dapat mempengaruhi keseragaman berat badan. Kandang yang terlalu padat menyebabkan ayam tidak mendapatkan pakan dan minum secara serentak. Selain itu, kandang yang terlalu dapat menimbulkan kanibalisme dan kebutuhan zat gizi tertentu meningkat. Ketidakseragaman ini dapat menimbulkan prilaku dominasi pada sekelompok ayam.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai dengan 14 ekor/m2, masih cukup baik. Jadi, untuk 1000 ekor broiler memerlukan kandang dengan ukuran 6 x 12 meter.

Penyakit dan abnormalitas
Kelainan metabolik seperti ascite, defisiensi dan kelebihan zat gizi, abnormalitas kaki serta penyakit infeksi dapat menimbulkan ketidakseragaman. Sebagai contoh, ayam yang mengalami kelainan kaki, menyebabkan ia sulit untuk mendapatkan makan dan minum. Hal ini mengakibatkan sebagian ayam kekurangan zat gizi, sehingga pertumbuhan terhambat.
Secara umum ayam yang terkena penyakit atau kelainan metabolisme turun nafsu makannya. Selain itu terjadi gangguan metabolisme yang menyebabkan ketidakefisienan penggunaan pakan yang dapat menghambat pertumbuhan.
Variasi dalam perlakuan terhadap individu Cara memperlakukan individu juga dapat menghasilkan berat badan yang bervariasi. Ketika kita menangani ribuan ayam untuk vaksinasi, potong paruh dan pindah tempat, adalah sangat sulit untuk memperlakukan setiap ayam sama. Kita harus secara terus menerus memonitor para pegawai dan peralatan untuk meyakinkan bahwa metode kita diterapkan secara seragam bagi setiap ayam.

Pencahayaan
Pencayahaan secara alami memegang peranan penting terhadap keseragaman. Intensitas dan panjang matahari bervariasi dari hari ke hari karena musim, posisi matahari dan lekukan bumi. Panjang hari secara normal berkisar antara 15-30 menit sebelum matahari terbit sampai dengan 15-30 menit setelah matahari tenggelam.selama periode 15030 menit senjakala ini panjang gelombang 400-700 milimikron. Beberapa ayam akan mencari cara untuk mendapatkan tempat pakan dan makan ketika intensitas cahaya kurang dari 0,25 ft/candle (atau kurang dari 400 milimikron). Juga kondisi berawan, debu, air dalam udara dan faktor lain juga menurunkan panjang gelombang. Jadi jumlah stimulasi cahaya terhadap glandula pituitari mungkin berbeda pada ayam yang berbeda dan kandang yang berbeda. Hal ini menyebabkan sebagian ayam mencapai dewasa kelamin lebih awal.
Untuk mengatasi masalah ini, intensitas cahaya dapat disuplementasi secara buatan, jika cahaya yang tersedia secara alami menurun selama periode ”reading”, sehingga semua kandang memperoleh stimulasi yang sama untuk memperbaiki keseragaman.

Sistem pemberian pakan
Sistem pemberian pakan dapat mempengaruhi keseragaman. Pembatasan pakan di awal pertumbuhan yang salah dapat menyebabkan ketidakseragaman berat badan, tetapi sistem yang benar akan menghasilkan berat badan broiler yang lebih seragam.
Pemberian pakan harus dimulai 30 menit setelah matahari terbit untuk memberikan semua ayam kesempatan untuk makan pada waktu yang sama. Program a-skip-a-day akan membuat pakan lebih tersedia pada setiap waktu makan dan memberi semua ayam kesempatan untuk makan. Jika pakan bervariasi dalam ukuran juga akan menyebabkan ”selective-feeding” yang menyebabkan sebagian ayam kelebihan lemak. Untuk itu, keseragaman bentuk dan ukuran pakan harus diperhatikan.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penyebab ketidakseragaman berat badan pada broiler dapat diatasi oleh peternak. Pemeliharaan yang kurang baik akan menyebabkan ketidakseragaman yang kemudian dapat merugikan bagi peternak.

Urip Santoso Ph.D., Dosen Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. POULTRY INDONESIA.

Mengkhawatirkan...

Periode starter kandang AMAS performans nya sangat mengkhawatirkan. Betapa tidak, sampai hari ke 28, total kematian sudah mencapai 10% lebih. Setiap hari saya berdoa semoga saja hasil akhirnya masih bisa untung. Soalnya saya memikirkan uang investor yang ditanam disitu. Kalau uang saya sendiri sih nggak terlalu jadi pikiran. Ini setiap hari dan malam yang dipikirkan pasti kondisi kandang dan ayam.

Total ayam pas saat chick in ada 4058 laporan terakhir kematian udah 460 ekor. Saat umur 26 hari, sebagian ayam sudah diangkat oleh para tengkulak, hasilnya rata-rata bobot ayam hidup sekitar 0.77Kg (7.7 ons ). Sekarang sisa ayam di kandang diperkirakan masih sekitar 1900 ekoran. Dari 1900 ekor tersebut saya perhatikan besaran ayam tidak sama, ada yang gede aja dan tidak sedikit yang kerdil, bahkan ada yang masih seperti DOC aja tampilannya, Ayam-ayam kerdil ini kemarin sudah dipisahkan total ada 115 ekor. Sisa ayam yang sekarang masih ada setelah disimulasikan, akan mendapat keuntungan kalau rata-rata bobot ayam 0.8Kg. Ya mudah-mudahan aja pas panen mencapai bobot segitu, biar pertanggung jawaban ke investornya enak. Soalnya ini baru periode starter, lain halnya kalau di periode tengah-tengah. Mosok baru ikutan invest udah rugi aja, gimana kedepannya nanti? takutnya pikiran investor kayak gitu.

Dari komentar tengkulak dan beberapa anak buahnya, katanya kandang ayam saya kurang bagus. Terlalu panas didalam, khususnya kandang bagian barat yang dindingnya tertutup bilah bambu semua. Soalnya kandang saya ada 2 bagian berbentuk L, bagian barat tadinya peruntukan DOC, makanya ditutup bilah bambu semua, sementara bagian timur setengah bambu setengah kawat. Bisa jadi komentar ini ada benarnya, soalnya tingkat kematian ayam terjadi paling besar disebelah barat. Di sebelah barat 300 ekor lebih yang mati sementara disebelah timur 100 ekor.

Makanya kalau ayam sudah panen semua, rencananya selama periode menunggu sampai periode produksi berkutnya, kurang lebih 2 minggu, kandang akan di renovasi khususnya sebelah barat. Bilah bambu bagian bawah akan diganti dengan kawat. Dan bagian atas akan dijarangin. Selain itu jumlah tempat pakan dan minum akan diperbanyak, soalnya tingkat kekerdilan ayam lumayan tinggi. Diperkirakan karena jumlah tempat pakan dan minum kurang memadai, sehingga yang kerdil kurang bisa bersaing untuk mendapatkan makan, akibatnya kerdil terus sampai usia menjelang panen.

Mudah-mudahan dengan diperbaiki kandang, dan manajemen pemeliharaan nanti akan memperbaiki performans hasil panen di periode berikutnya. Amiin.

Begitulah sedikit keluh kesah saya di periode starter ini. Ya namanya juga usaha, pasti ada resikonya. Hitung-hitung proses learning by doing, kan ada pepatah yang mengatakan pengalaman adalah guru yang paling baik. Anggap ini proses pembentukan pondasi untuk bangunan usaha AMAS FARM yang insya Allah bisa jadi lebih besar dari sekarang. Kalau pondasinya tidak kuat, nanti kena angin sedikit bisa roboh.

Tuesday, June 02, 2009

Potensi dan Untung Besar dari Ternak Ayam Organik


• 21 Hari Sudah Bisa Panen Ayam Broiler

• Umur 6 Bulan Ayam Kampung Bisa Bertelur


Seiring dengan gaya hidup dan kesadaran masyarakat akan hidup sehat membuat semua berbau organik, buah organic, beras organik semakin diburu. Begitu juga dengan ayam organik (broiler) atau ayam petelur (kampong) sama-sama bisa dapat untung besar. Apalagi belum banyak peternak yang terjun kea yam organik kian memperbesar ceruk bisnisnya. Seperti apa ulasannya ?

Kesadaran akan hidup sehat membuat sebagian orang menjaga pola makan. Saat ini menjadi pilihan tepat adalah menkonsumsi segala sesuatu yang serba organik. Salah satunya adalah ayam alami atau kerap disebut ayam organik. Ayam organik ini sudah lama di kenal di Taiwan, tetapi menurut Sumiati, Dosen Ilmu Nutrisi Unggas Fakultas Peternakan IPB, di Indonesia sendiri belum ada peternakan organik murni. Pasalnya syarat untuk menjadi peternak organik harus terpenuhi mulai teknik budidaya, penggunaan pakan organik, tanpa obat-obatan/antibiotik/suplemen dan pakan pabrik, serta air yang digunakan untuk minum juga terjamin kebersihannya. Selain itu juga sebelum menyebut sebagai peternak organik, harus telah terbentuk sistem integrated farming yakni, semua yang terkait pembudidayaan tanaman (jagung, kedelai) ikan atau hasil laut (kerang) sebagai bahan baku pakan harus dipastikan organik.

“Sampai saat ini masih belum ada ayam organik di Indonesia, yang ada hanya sebatas ayam herbal atau ayam probiotik,” papar Sumiati. Namun apa daya persepsi yang berkembang di masyarakat ayam tersebut di kenal dengan nama ayam organik. Yang dimaksud dengan ayam probiotik/herbal adalah ayam yang diperlihara dengan memberikan tambahan ramuan atau jamu dan bakteri baik/probiotik dalam air minum. Sedangkan untuk pakan bisa di campur sendiri atau membeli pakan komplit (siap pakai) dari pabrik pakan yang tidak terjamin keorganikannya. Karena pakan pabrik tersebut biasanya telah di campur antibiotik dan bahan suplemen yang memacu pertumbuhan. Apalagi sampai saat ini bahan baku pakan sebagian besar masih diimpor dari beberapa Negara, misal saja jagung dan bungkil kedelai dari Amerika dan Brasil.

Herbal/Jamur.
Adapun ramuan atau jamu yang biasa digunakan oleh peternak ayam herbal/probiotik adalah rempah-rempah yang melimpah di Indonesia. Misal saja jahe, kunyit, lengkuas, jinten, mahkota dewa, mengkudu. Bahan herbal tersebut dihancurkan, lalu dicampurkan dengan air minum ayam. Penggunaan bahan herbal tersebut ternyata mampu meningkatkan optimalitas penyerapan pakan serta peningkatan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Selain rempah-rempah ayam juga masih diberi probiotik yang merupakan bakteri baik untuk melancarkan sistem pencernaan (lactobacillus), sehingga vitamin dan mineral dapat dengan baik di serap oleh tubuh ayam. Probiotik ini bisa dicampurkan dalam air minum beserta jamu/herbal. Biasanya diakhir masa panen, ayam yang diberi herbal tersebut selain memiliki daya tahan tubuh yang baik, daging yang dihasilkan pun tak bau amis, rendah lemak sehingga baik dan aman dikonsumsi. Tak ayal ayam ini semakin banyak diminati masyarakat yang sangat peduli pada kesehatan, dan memiliki back to nature dengan makanan organik.


Sementara ini, ayam yang paling cocok untuk dijadikan ayam organik adalah ayam kampong, pasalnya ayam kampong memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dan pakannya lebih sedikit. Berbeda dengan ayam broiler, yang memiliki pertumbuhan cepat ini memerlukan pakan yang juga memacu pertumbuhan, sehingga masih sulit jika tidak menggunakan pakan barikan yang notabene telah di campur antibiotik/suplemen sehingga pertumbuhan badan ayam akan lebih cepat.

Setelah banyak dibudidayakan ayam herbal atau ayam probiotik, boleh dibilang usaha peternakan sudah mulai lebih baik. Apalagi penggunaan herbal ini dapat menggantikan penggunaan obat-obatan pabrik, paling tidak pemakaian obat produksi pabrikan semakin bisa dikurangi. Keuntungan lain yang bisa diterima oleh peternak adalah nilai jual ayam alami/probiotik atau “ayam organik” ini lebih tinggi daripada ayam biasa. Biasanya penjual ayam sehat ini dijual hanya di pasar modern atau kepada agen penjual daging dan telur ayam organik.

Harga ayam broiler organik dalam kedaan hidup dengan bobot mencapai 1kg Rp. 14,8 ribu, dan bobot 1,5 kg Rp. 13,3 ribu. Harga-harga ini adalah harga agen, sementara harga ke pedagang retail rata-rata Rp. 22 ribu untuk bobot 1 kg dan Rp. 20 ribu untuk yang berbobot 1,5 kg, sedangkan sampai ke konsumen akhir harga sudah lebih dari Rp. 30 ribu. Sedangkan harga ayam kampong organik bisa mencapai Rp. 35-40 ribu/kg di tingkat petani. Dan harga naik menjadi sekitar 50-65 ribu/kg jika sudah di pasar.

Melihat tingginya harga jual ayam organik, tak salah kiranya James Stefanus, Manager Distribusi dan Marketing PT. Pronic, sebuah perusahaan distributor ayam, mengatakan, bahwa prospek peternakan ayam organik akan mecorong ke depannya. Hal ini dikuatkan oleh data permintaan ayam di Jakarta mencapai 750 ribu ekor/harinya, padahal peternak baru dapat memenuhi permintaan hanya 50% setiap harinya. Belum lagi di kota besar lainnya yang permintaannya juga cukup tinggi.

Pemilihan DOC dan Telur.
Untuk mendapatkan ayam boiler dengan hasil yang bagus dan sehat, menurut Sumiati kuncinya pada pemilihan bibit. Criteria DOC yang bagus adalah standar bobotnya di atas 40 gr, lincah tidak lemah, aktif, tidak pincang, matanya cerah, bulunya sehat mengkilat. Dengan pemberian pakan 3 kali sehari, biasanya ayam broiler dapat di jual dan dipotong pada umur 21 hingga 30 hari. Adapun bobot ayam biasanya 1 kg untuk 21 hari, 1,5 kg untuk usia 27 hari dan 1,7 kg untuk usia 30 hari. Sementara itu presentasi bobot susut ayam alami yang berbobot 1,3-1,7 kg akan turun menjadi 0,8-1 kg karena telah dikurangi bulu, leher dan ceker.


Sementara itu, bagi Anda yang ingin memelihara ayam kampong yang bisa menghasilkan telur dan daging ini ada baiknya memilih daging ini ada baiknya memilih telur yang baik untuk ditetaskan. “telur berbentuk normal tidak terlalu lonjong ataupun tidak terlalu bulat,” ungkap Pak Eko. Telur yang akan ditetaskan berasal dari pembuahan pejantan. Biasanya saat perkawinan menggunakan 1 ekor pejantan untuk 5-6 ekor betina. Sehingga peternak tak perlu memiliki banyak pejantan. Walhasil, selain itu bisa menghasilkan telur, peternakan ayam kampung ini juga bisa menjual daging dari penjual ayam pejantan. Bukan hanya itu, peternak inipun masih bisa menjual ayam yang berasal dari afkiran. Sehingga kiranya jika orang beranggapan yang dimaksud dengan ayam pedaging hanyalah ayam broiler. Peternak ayam kampong pun juga bisa menjual daging ayam. Menurut Sumiati, ayam petelur kampung baru dapat bertelur pada umur 6 bulan dan produktif sampai 72 minggu (1,5 tahun).

Lokasi.
Pada dasarnya ayam dapat diternakan di mana saja, baik di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Namun yang harus ditekankan adalah lokasi ayam harus agak jauh dari perkampungan, hal ini untuk menghindari masalah social karena bau yang ditimbulkan dari peternakan ayam. Suhu optimum untuk ayam adalah 25oC dengan kelembaban 60-70%. Jika beternak di daerah yang cukup panas, hanya disiasati dengan pengaturan ventilasi pada kandang. Ventilasi yang bagus akan membuat ayam merasa nyaman. Batas suhu kritis untuk ayam 30oC, jika lebih dari itu biasanya ayam akan membutuhkan banyak minum dan malas makan, sehingga pertumbuhan ayam pun tidak optimal.


Untuk ayam broiler memerlukan luasan kandang yang cukup untuk bergerak, agar ayam tidak stress dan jenuh, sehingga maksimal untuk satu kandang 1000 ekor dengan luas kandang 600 meter atau 60x10 meter. Jika kandang langsung beralaskan tanah, sebaiknya alas kandang ditaburi dengan sekam. Hal ini bertujuan agar ayam tak langsung kontak dengan tanah, selain menghindari penyakit dari tanah, sekam juga dapat meredam bau amoniak yang dikeluarkan dari kotoran ayam. Sedangkan untuk kandang panggung bisa menggunakan sekam ataun tidak tergantung kebutuhan. Kandang bisa dibuat dari bilah-bilah bambu. Agar malam hari ayam tak kedinginan ada baiknya kandang diselimuti dengan plastik sehingga angin tak langsung masuk kandang dengan tinggi sesuai dengan tinggi ayam. Yang paling bagus 1 tempat makan atau satu tempat minum hanya dipakai untuk 5 ekor ayam.

Pemasaran.
Menurut James Stefanus agar usaha peternakan ayam alami berjalan baik, sebaiknya para peternak menjual ayam atau telur alami ke agen besar ataupun menjadi peternak plasma suatu perusahaan pengelola produk ayam. Karena jika hanya menjual sendiri secara langsung ke konsumen, biasanya hanya sanggup memasok sampai pasar tradisional. Sedangkan jika melalui agen besar atau peternak plasma ayam-ayam alami tersebut diterima oleh pasar-pasar modern, seperti Carrefour, Hypermart, Sogo, Giant, Hero, Healty Choice dan kem Chick, restoran, catering, konsumsi, komunitas ibu-ibu rumah tangga dan tempat-tempat makan di pusat kebugaran.


Harga supermarket lebih mahal dikarenakan proses atau prosedur dari ayam hidup hingga siap jual sangat panjang. Belum lagi untuk menjaga ketahanan ayam agar lebih lama, di chiler bisa tahan selama 4 hari, di frozen 1 bulan, sedangkan di vaccum bisa tahan 6 bulan. Packaging/kemasan yang digunakan untuk ayam potong biasanya hanya berupa plastik PE bening, sedangkan untuk display di supermarket biasanya ayam dikemas dalam Styrofoam yang di wrapping. Selama pengangkutan ayam harus di jaga dalam suhu dingin, biasanya dimasukkan ke dalam cooler box berisi es batu sehingga harga daging bisa tinggi di supermarket.

Kendala.
Kendala dalam usaha peternakan biasanya selalu dari penyakit, baik itu virus maupun bakteri. Untuk mencegah penyakit dari virus, ayam bisa diberi vaksin New Castle Disease (ND) untuk tetelo, vaksin gumboro, dan vaksin Al (Avian Influenza). Sedangkan untuk mengatasi samonela bisa diatasi dengan pemberian kunyit (zat curcumin), sedangkan E-coli diatasi dengan umbi teratai. Pemberian ramuan jamu dan probiotik pada ayam menjadi ayam lebih tahan terhadap penyakit, sehingga tidak mudah sakit. Bahan aktif yang terkandung dalam herbal, merupakan antimikroba dan antioksidan, sehingga ayam tidak perlu lagi diberikan antibiotik. Dengan demikian daging/telur ayam yang dihasilkan kategori sehat dan masuk kategori produk organik yang kini banyak dicari orang. Bagaimana, Anda tertarik?


Taken from Tabloid Peluang Usaha

Tidak Ada Ceritanya Peternak Broiler Rugi?

Kapasitas peternakan di Indonesia tidak banyak berubah, dengan kapasitas total sama dibanding tahun-tahun lalu. Adapun perbandingan antara peternakan yang baru dengan peternakan yang berhenti lebih banyak yang berhenti. Demikian Drh Arief Hidayat Technical Department PT Mensana Aneka Satwa.

Menurut Drh Arief, peternak yang bertahan, jumlah populasi ternaknya sudah di atas 50.000 ekor. Hal-hal yang menjadi kebutuhan utama peternakan berupa bibit, kandang dan tanah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, guna peternakan ayam petelur cukup mahal, apalagi peternakan pembibitan. Yang paling rendah permodalannya adalah peternakan broiler.
“Itupun, orang berpikir lebih suka membeli bekas peternakan yang tidak terpakai lagi, sebagai tangan kedua. Malah, kalau bisa jangan membeli, namun lebih baik menyewa. Yang dari awal investasi, jarang, karena banyak terhambat resesi global. Yang penting bagi mereka, harga produk terjangkau,” papar Arief Hidayat.

Dokter hewan yang banyak berpengalaman di bidang perbibitan selama 13 tahun dan di PT Primatama Karya Persada selama 7 tahun ini mengatakan cara mempertahankan eksistensi peternakan ini adalah menjaga aset-aset peternakan supaya jangan sampai hilang. Yang paling banyak pasang surut adalah usaha peternakan ayam pedaging (broiler). Para pelaku bisnis peternakan broiler rata-rata dengan menyewa kandang, bukan sebagai pemilik kandang.


Pelayanan ke Peternakan

Dalam melayani peternak, yang dilakukan Tim PT Mensana Aneka Satwa, menurut Drh Arief antara lain kunjungan rutin dan pelatihan-pelatihan, diberlangsungkannya bulan promosi, dan lebih menekankan pada unsur pendidikan dan lebih percaya kepada diri sendiri. Sebagai contoh, kata Drh Arief, tanpa menyebut nama produk obat, peternak tetap dididik dan mengerti obat yang dimaksud.

Menurut Technical Service PT Medion pada 1982-1983 ini, ia merasakan pendidikan untuk disiplin bekerja di perusahaan ini dan kini ia terapkan di perusahaan yang sekarang.
Di era kemitraan ini, pemimpin di PT Mensana Aneka Satwa yang jumlah cabangnya di Indonesia mencapai jumlah 25 cabang mengatakan memang banyak perusahaan obat hewan yang mengalami cukup hambatan untuk masuk ke peternakan yang bukan satu grup kemitraan. Namun baginya, hal ini tidak menjadi hambatan.
Sebagai contoh, sebagai mantan karyawan PT Japfa Comfeed, Drh Arief Hidayat terhitung familiar dengan para peternak yang mnenjadi anggota kemitraan perusahaan nasional ini. Malah peternak pun berkata, “Coba dari dulu ke sini,” mengungkapkan penerimaan terhadap kehadirannya sekarang dalam hal teknis kesehatan hewan PT Mensana Aneka Satwa.

Sementara ihwal campur tangan dinas peternakan, sejauh ini Drh Arief merasakannya: tidak ada. Adapun banyak peternak yang merahasiakan akses peternakannya. Dokter hewan yang masuk FKH IPB pada 1978 ini mengatakan kelemahan-kelemahan peternakan ayam pedaging adalah masalah manajemen atau pengelolaan.

Tidak Ada Ceritanya Peternak Broiler Rugi

“Peternak, rata-rata tidak begitu mempedulikan manajemen pemanas. Juga tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya ayam 3-5 tahun yang lalu berbeda dari ayam yang sekarang,” ujar angkatan 15 di FKH IPB ini. Bila pada pertumbuhan ayam umur seminggu mencapai pertumbuhan optimal, maka selanjutnya tinggal mengisi yang lain-lain.

Dalam perhitungan keuangan kas dan investasi, menurut Drh Arief, belum banyak yang membedakan perhitungan-perhitungan penyusutan, perhitungan harga pakan dan konversi pakan, serta harga ayam pedagingnya. Sampai saat ini hal-hal semacam ini masih menjadi pola pikir peternakan.

Ayam pedaging, usaha peternakannya dihitung per periode. Perhitungannya ada kalah menangnya. Bila misalnya 2 kali periode kalah, maka 4 kali periodenya menang. Bila 4 kali periodenya menang, 2 kali periodenya menang. Namun, sesungguhnya, meskipun cuma 2 kali periode menang, hasil usahanya lebih bear daripada nilai kekalahan yang 4 periodenya.
Dalam setahun tidak ada ceritanya peternakan broiler rugi. Perhitungan usaha ayam pedaging itu berbeda dengan usaha ayam petelur. Dengan investasi yang sama dengan usaha ayam pedaging, keuntungan bisnis ayam petelur adalah 10% dari untungnya broiler. Setiap tahun kita selalu mendengar keluhan peternak yang merasa rugi. Namun kalau untung sejatinya peternak tidak pernah omong. “Biasa, masalah klasik sejak jaman dulu,” kata Drh Arief.

Untuk memasyarakatkan kepedulian kepada peternakan dan peternakan ini, Drh Arief Hidayat mengaku dengan adanya Rubrik di Infovet “Solusi Peternak Handal” yang diasuh PT Mensana Aneka Satwa, namanya menjadi banyak dikenal dan peternak lebih banyak membaca. “Infovet banyak membantu, dan peternak lebih senang terhadap materinya,” kata Drh Arief.

Filosofi Peternak Ayam

Bagi Drh Arief Hidayat, yang sangat perlu dihayati adalah filosofi peternak ayam. Bahwa sesungguhnya, pekerjaan peternakan adalah pekerjaan sehari 24 jam dan seminggu 7 hari. Dengan filosofi ini, bila kita betul suka ayam, maka kita akan berpikir seperti ayam; sehingga kita empati dengan kondisi ayam dan selalu membuat ayam nyaman di dalam kandang. Bila sudah nyaman dalam kandang maka hal-hal lain yang tidak dibutuhkan tidak akan lagi mengganggu.

Drh Arief mempunyai pengalaman bersama seorang pimpinannya yang berpikir sangat sistematis bertanya secara perhitungan matematika mestinya ayam itu menghasilkan produksi terbaik. “Namun, mengapa kenyataannya kok lain?” tanya pimpinannya itu. Dokter hewan alumnus FKH IPB ini pun menjelaskan bahwa ayam merupakan makhluk hidup, ada faktor X yang tidak kita ketahui. Yang kedua adalah mengelola ayam merupakan suatu sening, bukan ilmu matematika. “Ada yang tidak bisa kita kendalikan,” Arief Hidayat mengingatkan.

Drh Arief mengatakan soal kontribusi strain (bangsa) ayam. Dengan 7 strain yang dibeli oleh peternak broiler saat ini, menurutnya hal ini sudah tepat tepat. Masalahnya, katanya, bibit adalah tetap bibit; sedangkan strain tetaplah strain. Yang penting adalah bagaimana mengelolanya, sejak dari Grand Parent Stock yang menentukan genetik strainnya. Selanjutnya dari sini akan muncul bibit ternak yang baik-baik.

Kontribusi pada performan atau penampilan ayamnya, biaya bibit berperan 12% dari keseluruhan performan ayam; biaya tata laksana adalah 12 persen; biaya kesehatan (obat-obatan) sebesar 6%; dan biaya pakan paling banyak yaitu sejumlah 70 persen.

(Taken from Infovet)

Harapan Terbentang Perunggasan 2009

Jika melihat perjalanan dunia usaha perunggasan domestik yang dalam kurun waktu tahun 2008 lebih banyak menanjak menggembirakan, maka, menyongsong tahun 2009 para praktisi perunggasan ternyata secara umum banyak yang mengungkapkan rasa optimistisnya.


Demikian hasil rangkuman pendapat dari perbincangan Tim Pemantau Lapangan Infovet dengan para praktisi perunggasan yang kompeten dan berpengalaman di bidangnya. Mereka itu antara lain, Pengurus Pinsar Solo Ir H Agus ES, Drh Boris Budiarto, Ir Arief Bantula, dan Drh Wachid N.


Gantungan sejuta harapan di tahun 2009 mendatang memang mempunyai argumen yang kuat untuk dijadikan pegangan dan dasar alasan sikap itu. Setidaknya dalam paruh waktu 2008 para peternak ayam petelur dan ayam potong di Indonesia memang mampu, meraup keuntungan yang tidak kecil. Meskipun sempat dihadang sejumlah masalah klasik seperti harga pakan yang sempat naik berkali-kali kemudian dikoreksi penurunan lagi. Juga adanya kenaikan BBM yang berdampak pada daya beli masyarakat yang turun ataupun sergapan beberapa gangguan kesehatan ayam.


Bentangan harapan itu antara lain di wujudkan dengan sejumlah indikator yang positip. Meskipun ada rasa was-was akan akibat krisis finansial global, terutama efek domino krisis ekonomi di AS. Banyak harapan dari para praktisi perunggasan agar pemerintah mengambil kebijakan yang tepat sasaran dan kondusif untuk lebih mendukung semakin majunya sektor perunggasan domestik.


Meski nilai mata uang rupiah yang terus melemah terhadap dollar AS, menjadi salah satu titik rawan berkembangnya usaha sektor perunggasan domestik, namun jika saja daya serap dan daya beli masyarakat bisa terjaga atau bahkan naik, hal itu bukan masalah. Untuk itu kebijakan pemerintah yang tegas dan lugas serta rasional, maka diharapkan masih mampu menyisakan rasa optimistis itu. Bahkan nampaknya rasa itu akan membentang luas, jika saja pemerintah benar-benar menurunkan harga BBM (Premium, Solar dan Gas) , sebab komoditi energi itu termasuk penitng dalam kegiatan usaha perunggasan di Indonesia.


Boris menilai bahwa krisis finansial di AS semoga cepat teratasi dengan cepat dan juga semoga imbasnya tidak terlalu parah dan lama bagi kegiatan ekonomi Indonesia. Menghindar dan mengelak jelas tidak mungkin, tapi berharap terbaik adalah salah satu bentuk optimistis. Terutama kaitannya dengan kandungan impor bahan baku untuk kegiatan usaha sektor perunggasan, seperti pakan, obat-obatan. Sebut saja pakan yang merupakan 65% dari biaya produksi sektor perunggasan di mana hampir kandungan impor untuk bahan bakunya, maka sudah pasti rentan terhadap gejolak nilai kurs mata uang.
Agus sependapat bahwa bahan baku dan obat impor kini penuh ketidak pastian bahkan dengan pola kencenderungan harga naik terus sesuai irama kurs rupiah. Namun jika saja saya serap pasar akan hasil produksi perunggasan seperti telur dan daging tetap terjaga, maka setidaknya masih mampu memberi ruang kepada para peternak untuk bertahan dengan harapan besar di tahun mendatang.


Sedangkan, Wachid menilai bahwa beban berat saat ini bukan pada biaya operasional, akan tetapi justru rasa was-was yang menghinggapi para pelaku bisnis perunggasan. Hal itu muncul oleh karena belum tahu pasti seperti apa dampak negatid yang akan lahir dari kasus krisis finansial di AS. Juga seberqapa lama krisis itu akan berjalan dan sektor apa saja yang akan paling parah terkena imbasnya.


Sektor perunggasan menjadi sangat rentan oleh karena seperti diuraikan dimuka, yaitu akibat kandungan bahan impor yang relatif cukup tinggi, sedangkan pasar hasil produksi masih terbatas di area domestik alias dalam negeri. Untuk itu, secara umum para pelaku perunggasan nampaknya semua bersifat menunggu dengan harap cemas.


Lain dengan Boris yang berharap banyak keapda para pelaku justru jangan bersifat menunggu saja, namun justru harus aktif kreatif membuka pasar atau ada langkah inovasi untuk meraih peluang. Berbicara peluang, menurut praktisi lapangan Arief Bantula, bahwa sejak krisi finansial, memang belum terasa terhadap omset penjualan obat-obatan secara signifikan. Gairah para peternak masih tinggi, bahkan ada keinginan untuk ekspansi pada ayam potong dan peremajaan pada peternak ayam petelur. Namun, sayang semua terbentur pada tersedianya bibit yang memadai.


Menurut Arief, harga bibit ayam petelur melambung tinggi dengan ketidak pastian kualitas yang cukup, akhirnya membuat peternak mengerem untuk peremajaan. Sedangkan pada ayam potong, meski harga bibitnya masih wajar, namun semua peternak ada rasa was-was untuk menambah populasi, terkait dengan kekhawatiran akan naiknya harga pakan dan anjlognya daya serap pasar akan hasil produksi. Maka kondisi dilematid ini menyebabkan serapan akan obat-obatan dan vitamin relatif tetap stabil. “Omset penjualan obat memang tidak turun, akan tetapi juga tidak naik”ujar Aried.
Indikasi riil tentang stabilnya omset penjualan obat, menurut Wachid merupakan bukti bahwa dunia perunggasan sudah mulai terkena imbas krisis finansial AS. Sebab seharusnya justru akan mengalami peningkatan omset penjualan obat seandainya kondisi riil harga telur dan daging yang terus membaik selama hampir 6 bulan terakhir ini. Namun ternyata tidak terjadi. Bisa juga oleh karena tidak adanya penambahan populasi yang signifikan.


Memang benar tidak ada penambahan populasi ayam yang signifikan, jelas Agus, namun itu justru lebih baik agar harga jual hasil produksi tetap terjaga, sehingga tidak semakin membuyarkan dunia perunggasan domestik. Sebab nampaknya jika terjadi PHK besar-besaran pada industri pabrik yang ekspornya terganggu, maka pasti akan mempengaruhi daya serap pasar.


Untuk itu menurut Agus pembatasan produksi DOC memang harus alamiah sesuai dengan kondisi riil pasar. Sedangkan Boris, berharap produski DOC digenjot agar populasi meningkat populasinya untuk semakin menggairahkan usaha perunggasan. Jika tidak ada penambahan populasi, maka pertumbuhan usaha produksi obat akan stagnan.


Pilihan manapun, apapun, pada umumnya mereka sepakat bahwa harapan dan rasa optimistis memang harus ditumbuhkan dengan antisipasi yang rasional akan dampak negatif krisis finansial global ini. (iyo).


(Taken from Infovet).