Tuesday, August 25, 2009

Optimis dan positive thinking

Kadang-kadang lintasan pikiran tiba-tiba datang, dan pikiran seperti ini akhir-akhir ini sering datang menyambangi alam lamunan saya. Ragu-ragu terus menderu, mengganggu kalbu, menciptakan ketakutan dan kekhawatiran, takut nanti begini, khawatir kalau besok begitu.

Keputusan untuk terjun ke dunia broiler, yang sudah menghabiskan investasi yang tidak sedikit, inilah yang kadang-kadang datang mengganggu pikiran. Apakah keputusan yang diambil tersebut sudah betul, jangan-jangan salah ambil keputusan, takutnya ternyata setelah di masa depan saya menyesali keputusan masa lalu (sekarang) untuk terjun ke dunia ternak broiler. Rasa penyesalan tersebut nanti tentu saja hadir karena saya telah gagal di usaha broiler ini.

Namun, beberapa hari lalu seolah-olah saya seperti disentil, ada kenalan di FaceBook, yang menceritakan pengalamannya ketika mengontrol kandang-kandang ayam di Bogor. Kebetulan dia adalah TS di sebuah Farm. Ketika berkunjung ke salah satu kandang, kebetulan yang punya katanya seorang alim, nah orang alim ini mengatakan sebaiknya kita tetap optimis dan berbaik sangka dengan yang kita hadapi, juga dalam menekuni ternak broiler ini, karena Allah SWT itu sesuai dengan persangkaan hambu-Ku (Inni ‘inda dzonni ‘abdi bii..), demikian sang alim mengutip Hadits.

Hadits tersebut membuat rasa optimisme saya bangkit lagi, dan tentu saja tetap harus terus ber positif thinking. Dan baru tadi saya baca sebuah artikel kebetulan isinya mengenai The Power of Positive Thinking, isinya mengatakan bahwa ada sebuah penelitian yang membuktikan betapa dahsyatnya kekuatan fikiran. Ia berfikir 60.000 fikiran setiap hari, suka tidak suka, mau tidak mau, kita kontrol atau tidak, ia tetap berfikir. Baik fikiran itu positif maupun negative. Yang menarik adalah, setiap fikiran itu adalah DO’A. Kenapa? Karena ketika kita akal kita berfokus pada sesuatu, maka dia sedang menciptakan realitas yang akan mewujud dalam dunia nyata.

Di banyak buku Barat yang membahas tentang kekayaan, seluruhnya mengerucut pada kenyataan bahwa rahasia kekayaan adalah menguasai kekuatan fikiran. Pun yang membedakan seorang kaya dengan yang miskin adalah mindsetnya, sebuah cara memandang kehidupannya.

Ketika kita menyangka realitas kita adalah miskin, maka miskinlah kita. Ketika kita menyangka hutang kita banyak, banyaklah hutang kita. Ketika kita menyangka Allah tidak adil, ketidakadilan-lah yang akan menghampiri kita. Ketika kita menyangka rizqi Allah terbatas, sedikit-lah rizqi kita… Lalu siapa yang berperan dalam tugas “menyangka”? akal-lah yang melakukan tugas itu.

Jadi mulai sekarang saya harus optimis, dan menghilangkan segala macam lintasan pikiran-pikiran yang menggangu kita dan membuat kita terbelenggu yang bisa membuat kita terpaku dan termangu sehingga ujung-ujungnya membuat aktivitas kita terganggu. Ibarat kata terlanjur basah ya sudah mandi sekalian, layar sudah terlanjur dikambangkan, jadi tinggal mengayuh dan menahkodai kapal yang namanya AMAS FARM.

Ya Allah yang Maha Berkehendak, jadikan lah Amas farm dikemudian hari menjadi usaha yang berkembang, menjadi salah satu pintu rizqi-MU, sehingga dengan berkembangnya AMAS FARM ini bisa menjadi manfaat bagi orang-orang sekitarnya.

2 comments: